Banda Aceh-Badan Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI menyampaikan bahwa Aceh

untuk meningkatkan literasi khususnya digital agar tidak mudah termakan berita bohong alias hoax "Jangan langsung percaya semua informasi, karena beberapa informasi tsunami bisa jadi hoax," menurut kajian bnpt RI Teuku Fauzansyah. Sub-koordinator evaluasi mengatakan Jumat dalam sebuah pernyataan di Aceh Besar.



Pernyataan disampaikan, pada acara Teuku Fauzansyah mengenal diri sendiri dan lingkungannya (Kenduri) Desa Damai tempat diadakannya forum koordinasi pencegahan terorisme dengan bnpt (FKPT) Aceh, Aceh

Ia menjelaskan alasan penting mengapa salah satu cara mudah yang ditempuh adalah dengan meragukan terlebih dahulu semua informasi hingga terkonfirmasi ke sumber terpercaya. 1 Hal ini penting dalam mengurangi penyebaran terorisme radikal.

Itu perlu diwujudkan, katanya, dan transformasi kelompok teror kini terjadi melalui saluran digital, terutama melalui media sosial seperti WhatsApp, Telegram, dan Youtube, jika dulu kita menggunakan cara konvensional.

Oleh karena itu, jangan langsung percaya, konon hoaks diciptakan oleh orang bijak tapi jahat, lalu disebarkan oleh orang baik tapi naif, " katanya.

Dia mengatakan strategi tersebut digunakan oleh kelompok teror radikal untuk membentuk opini dan dukungan publik. Terlebih lagi, ledakan kebohongan tersebut biasanya memiliki karakteristik rantai, pesan yang sistematis dan masif.



" Sekali lagi dikatakan bahwa semburan kebohongan bisa dibilang benar jika dijalankan terus menerus, harus mengenal literasi

Ia menjelaskan bahwa tangga terorisme bersumber dari intoleransi dan radikalisme. Mereka tidak tiba-tiba muncul tanpa kemajuan proses radikalisasi.

Namun lanjutnya, intoleransi dan radikalisme tidak serta merta menjadi terorisme. Namun sebaliknya, terorisme tentu bisa dikaitkan dengan intoleransi dan radikalisme.

"Pencegahan terbaik dari hulu, seseorang tidak bisa radikal, lebih baik lagi masyarakat tidak bisa intoleran," kata Fauzansyah.